Peristiwa di Sumatera Memalukan Indonesia
Polisi Konfirmasikan Aziz Angkat Dipukuli Massa
Medan - Polisi memastikan mereka telah menemukan indikasi adanya pemukulan terhadap Ketua DPRD Sumut Aziz Angkat yang tewas dalam aksi anarkis para pendukung Provinsi Tapanuli yang berunjukrasa di gedung wakil rakyat itu, Selasa (3/1).
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharudin Djafar di Mapoltabes Medan, Rabu malam, mengatakan polisi mendapat informasi bahwa pemukulan tersebut dilakukan beberapa orang, bukan hanya oleh seorang.
Untuk itu, polisi telah mengeluarkan daftar nama pendukung provinsi Tapanuli yang harus dicari karena melakukan pemukulan itu.
"Sedikitnya, ada dua nama telah melakukan pemukulan itu," kata mantan Kapolres Dairi itu.
Ia menambahkan, meski belum resmi menerima hasil otopsi terhadap jenazah Ketua DPRD Sumut itu, tetapi polisi akan menindaklanjuti penemuan informasi mengenai pemukulan ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendatangi Wakil Ketua DPRD Sumut, Hasballah Hadi yang mengaku melihat pemukulan terhadap Ketua DPRD Sumut.
Polisi juga akan mengonfirmasikan informasi ini kepada pihak-pihak yang hadir atau berada di gedung DPRD Sumut yang mengetahui aksi pemukulan tersebut.
Polda Sumut mengharapkan mendapatkan saksi dan bukti yang kuat agar aksi pemukulan itu dapat diproses secara hukum, katanya.
Seribuan massa pendukung Provinsi Tapanuli berunjukrasa di DPRD Sumut, Selasa (3/2), dengan memasuki paksa ruang sidang utama sambil membawa sebuah peti jenazah untuk menemui wakil rakyat yang sedang rapat paripurna.
Ketua DPRD Sumut, Aziz Angkat menskor rapat itu dan ia dibawa ke ruangan Fraksi Partai Golkar dan dicaci-maki, ditarik-tarik dan bahkan harus menerima perlakuan tidak pantas dari sejumlah pengunjuk rasa.
Diduga karena tidak kuat menahan serangan, Aziz yang Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut itu terkapar dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Gleni Internasional Medan namun nyawanya tidak tertolong.
2 komentar:
ANARKISME DEMOKRASI TAPANULI
Betapa sombongnya kamu… Betapa angkuhnya kamu… meniti titian demokrasi berlumurkan anarkisme dan kemurkaan.
Tapanuli, 3 februari 2009. Ribuan demonstran merangsik masuk gedung dewan. Merusak, anarkisme. Ketua DPRD, Abdul Aziz Angkat tewas dalam kejadian tersebut.
Mendengar berita itu, aku langsung terkulai lemas. Seolah tak percaya. Semua bayangan indah demokrasi, telah lenyap dari alam fikiranku. Anarkisme kaum bar-bar bersembunyi di balik kata-kata kebebasan berpendapat.
Batinku merintih perih, penuh luka, karena kepentingan sekelompok golongan, mengakibatkan luka hati yang dalam, dalam sekali dan sukar di pulihkan. Awan hitam sedang menyelubungi jalan demokasiku.
Tapanuli, 6 februari 2009.
Tiga hari setelah nya, dengan berkeras faham, kucoba kembali menata setiap kepingan yang tersisa, puing-puing sisa kekerasan masih melekat disana. Satu demi satu ku bersihkan. Dengan tujuan manjadi jalan kedepan bagi kebebasan demokrasi negeriku.
sumber:http://asyiknyaduniakita.blogspot.com/
Demokrasi bebas apa bebas Demokrasi?
Post a Comment